Banyak Mengikuti Les, Terus Meningkatkan Ibadah
Mereka yang Meraih Nilai Unas SMP Tertinggi Setelah diumumkan hasil ujian nasional (Unas) tingkat SMP kemarin, 3 siswi SMP Negeri 1 Curup menorehkan prestasi gemilang dengan meraih nilai tertinggi, baik di Rejang Lebong maupun Provinsi Bengkulu. Ketiga siswa yang mengharumkan nama Rejang Lebong tersebut adalah Anjeli Primeisa, Nindy Elika Maharani dan Tri Febrianti. Bagaimana kiat ketiga siswi tersebut dalam meraih prestasi pada Unas 2015 kemarin? Berikut laporannya; ARI APRIKO, Curup SMP Negeri 1 Curup kembali mengharumkan nama Kabupaten Rejang Lebong pada pelaksanaan Unas SMP tahun ini. Hal tersebut setelah tiga siswinya menorehkan prestasi dengan meraih nilai tertinggi bahkan masuk dalam 5 besar untuk tingkat Provinsi Bengkulu. Disela-sela pengumuman hasil Unas kemarin, Bengkulu Ekspress mencoba menggali kiat ketiganya dalam meraih nilai Unas tersebut. Yang pertama adalah Anjeli Primeisa (15). Anjeli yang lahir di Curup pada 07 Mei 2000 silam berhasil meraih peringkat ketiga tingkat Provinsi Bengkulu dengan nilai 383,50. Anak pertama dari pasangan Aiptu Hery Susanto dan Irma Prianto ini mengaku menjelang mengikuti Unas kemarin, ia memang menargetkan untuk mendapat nilai terbaik. Yang dia lakukan adalah dengan banyak belajar dimana setiap malamnya ia selalu belajar hingga pukul 22.00 WIB terutama menjelang dilaksankan Unas. Selain itu ia juga mengaku banyak mengikuti pelajaran tambahan baik di sekolah maupun di luar sekolah seperti di tempat-tempat bimbingan belajar. \"Selama ini memang banyak mengikuti les kak, dan yang pastinya tidak menunda-nunda untuk belajar,\" ungkap gadis yang mengaku tidak suka membaca tersebut. Meskipun tidak hobi membaca, namun Anjeli mampu meraih nilai yang memuaskan tersebut karena ia mengaku sering berlatih untuk mengerjakan soal. Sehingga pada saat pelaksanaan Unas dia sudah terbiasa. bahkan nilai untuk mata pelajaran IPA mendapat nilai sempurna atau 100. Dia juga mengaku meskipun menjelang Unas kemarin disamping belajar ia masih melakukan kegiatan layaknya yang dilakukan anak-anak usia dirinya seperti bermain HP. Bahkan menurutnya intensitas antara belajar dan bermain hampir sama, namun dengan kegiatan seperti itu ia menjadi tidak terbeban dan siap mengahadapi Unas. \"Kalau untuk nazar tidak ada, tapi nanti ada ungkapan rasa syukur yang akan Anjeli lakukan. Yang selama ini dilakukann yaitu salat Dhuha saat istirahat pertama serta rajin Tahajjud dan tentunya berkat doa orang tua,\" ungkap Anjeli. Sementara itu, peringkat kedua di Rejang Lebong dan kelima di Provinsi Bengkulu Nindy Elika Maharani (15) dengan nila 382,00. Nindy juga mengaku menjelang pelaksanaan Unas khususnya saat duduk dibangku kelas 9 atau kelas 3 SMP, ia mulai meningkatkan intensitas ibadahnya. Mulai dari salat Dhuha dan Tahajjud. Bahkan Nindy mengaku menjelang pelaksanaan Unas porsi belajarnya ditambah hingga pukul 23.00 WIB kemudian setelah bangun Tahajjud jam 03.00 ia sering membaca Al Qur\'an Surat Yaasin yang kemudian dilanjutkan dengan belajar. \"Nazar juga ada sih, nazarnya kalo masuk lima besar akan puasa tiga hari. Karena nazar terpenuhi dalam waktu dekat ini akan segera dibayar,\" ungkap Nindy yang lahir di Sumbawa NTB 20 Februari 2000 silam. Terkait dengan kiatnya belajar yang ia lakukan, menurut Nindy kiatnya cukuplah mudah yaitu belajar dengan sepenuh hati tanpa ada paksaan. Karena menurut anak pasangan dari Suparmin dan Titin Rustini ini yang terpenting adalah dapat ilmu karena saat belajar dengan penuh paksaan maka ilmu tidak akan didapat. Selain itu sama dengan Anjeli selam ini ia juga aktif mengikuti jam belajar tambahan mulai dari di sekolah hingga ke sejumlah tempat bimbingan belajar lainnya diluar sekolah. Peraih nilai tertinggi selanjutnya adalah Try Febriyanti (15) dengan nilai 382,00. Dengan nilai tersebut Tri meraih peringkat ketiga di Rejang Lebong dan kelima di Provinsi Bengkulu. Berbeda dengan yang dilakukan Anjeli dan Nindy, menjelang dilaksanakannya Unas beberapa waktu lalu, Tri mengaku mengurangi porsi belajarnya. Karena menurutnya yang terpenting adalah menjaga kesehatan sehingga saat pelaksanaan Unas bisa mengikuti dengan baik. \"Kalau mendekati Unas kemarin belajarnya tiap malam, tapi cuman sampai jam 21.30 saja, karena untuk menjaga kesehatan,\" cerita Try. Lebih lanjut bungsu tiga saudara buah pasangan Heriyanto Effendi dan Etti Kurniati ini mengaku, kiat belajar yang dia lakukan untuk meraih nilai tersebut yaitu dengan banyak membahas soal yang berkaitan dengan soal Unas. Selain itu ia juga mengikuti kelas tambahan atau les, baik di sekolah maupun di luar sekolah serta rajin berdiskusi dengan kawan-kawannya saat berada di sekolah. Selain itu, Try yang hobi membaca berenang dan main sepeda juga mengaku menjelang pelaksanaan Unas juga meningkatkan intensitas ibadahnya mulai dari salat Dhuha hingga puasa Senin dan Kamis. \"Nazar juga ada, Nazarnya puasa dua hari bila nilai Bahasa Indonesia lebih dari 9, karena pada ujian soal Bahasa Indonesia memang susah. Dan Alhamdulillah dapat nilai 96,\" ungkap Try. Sementara itu, terkait dengan tujuan ketiga siswi yang meraih nilai tertinggi tersebut, ketiganya mengaku akan melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Curup yang berada di seberang SMP Negeri 1 Curup tempat mereka menorehkan prestasi tersebut. Di sisi lain terkait dengan prestasi yang diraih ketiga siswinya tersebut, Kepala SMP Negeri 1 Curup Arlan SPd mengaku sangat bersyukur. Ia mengaku ketiga siswinya tersebut selama ini memang kerap menorehkan prestasi di sekolahnya dengan menjadi juara kelas. Menurut Arlan ketiga siswinya tersebut pada awal masuk SMPN 1 Curup memang memiliki IQ diatas 130. \"Selain mereka ini kita memiliki 6 orang lagi yang memiliki IQ di atas 130, seharusnya mereka ini dulu masuk dalam kelas Cerdas Istimewa atau akselerasi, hanya saja jumlahnya cuman 9 orang sedangkan syarat untuk membuka kelas Cerdas Istimewa minimal 12 orang sehingga kita masukkan dalam kelas reguler,\" jelas Arlan. Lebih lanjut Arlan berpesan kepada ketiganya dan seluruh siswanya yang lulusan kemarin untuk lebih giat belajar lagi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi kedepannya. Karena menurut Arlan tanpa adanya belajar dan belajar maka prestasi tidak akan pernah bisa diraih. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: